Posts

Showing posts from 2019

Stratifikasi Sosial (Pernikahan Antarkasta di Bali)

Istilah kasta tidak diatur dalam kitab suci weda. Kata “kasta” itu sendiri dalam bahasa Sansekerta berarti “kayu”. Di Bali, kasta mulai ada semenjak runtuhnya majapahit. Kasta dibuat dan dikemas sesuai dgn garis keturunan Patrinal, diantaranya: Kasta Brahmana, memiliki kedudukan tertinggi. Memiliki nama depan “Ida Bagus” utk laki-laki, “Ida Ayu” utk perempuan, atau  hy “Ida” untuk laki-laki maupun perempuan. Tempat tinggal disebut Griya. Kasta Ksatriya, memiliki posisi penting dlm pemerintahan dn politik tradisional di Bali. Memiliki nama depan “ Anak Agung, Dewa Agung, Tjokorda, dan ada juga yg menggunakan nama Dewa”. Tempat tinggal disebut Puri. Kasta Sudra (Jaba), kedudukan sosial paling rendah. Berbicara Sor Singgih Basa dg kasta yg lebih tinggi. Memiliki nama depan “Wayan, Made, Nyoman, Ketut”. Tempat tinggal disebut Umah. Hubungan Kasta dengan Pernikahan di Bali Pernikahan atau dikenal dengan “pawiwahan” adalah pengesahan perkawinan dua insan beda jenis antara laki-lak

Bela Negara Mahasiswa UNNES 2019

Bela negara diadakan pada Jumat, 18 Oktober 2019. Memulai persiapan keberangkatan pukul 13.00 WIB sebagai waktu kumpul peserta bela negara di auditorium prof. Wuryanto. Pesertanya terdiri mahasiswa FMIPA dan FIS dengan total semuanya lebih dari tiga ratus orang. FIS sendiri terbagi menjadi 22 kelompok dengan anggota 12 sampai 14 orang perkelompok. Para peserta kemudian dibariskan tiap fakultas dengan koordinatornya masing-masing sebelum berangkat pada pukul 14.05 WIB menggunakan truk brimob. Perjalanan diperkirakan memakan waktu 2,5 jam. Selama perjalanan, iring-iringan truk berpenumpang mahasiswa peserta bela negara memenuhi jalan menuju Rindam IV Diponegoro, Magelang. Pendidikan bela negara tersebut akan dijalankan selama tiga hari dengan pelatihan langsung oleh TNI-AD yang bertugas. Diharapkan, dalam kurun waktu tersebut para peserta mendapat cukup ilmu dan pengalaman serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tiba di lokasi sekitar pukul lima. Semua pesert

Tradisi Megengan Orang Demak

  Untuk menyambut bulan ramadhan, di setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda sesuai dengan adat istiadat setempat. Jika di Semarang ada Dugderan, di Kudus namanya Dandhangan, maka di Demak namanya Megengan. Megengan merupakan tradisi penyambutan bulan ramadhan dengan sejumlah kesenian adat di daerah masing-masing, khususnya Pulau Jawa.             Megengan sendiri dalam bahasa Jawa bermakna “menahan”, dimana umat Islam diwajibkan untuk berpuasa yakni menahan hawa nafsunya. Sebagai tradisi penyambutan bulan puasa, diharapkan ada persiapan khusus dari masyarakat dalam menghadapi bulan yang disucikan dalam Agama Islam tersebut. Mengenai sejarahnya, megengan merupakan hasil akulturasi dari budaya lokal Jawa dan budaya Islam. Sebelum datangnya Agama Islam di Pulau Jawa melalui Walisongo, pada zaman pemerintahan Majapahit juga bisa didapati teradisi serupa dengan sebutan “Ruwahan”. Tradisi ini berkaitan dengan Bulan Ruwah (bulan Jawa yang bersamaan dengan Bulan Sya’ban pada pena

Analisis Nilai-Nilai Pancasila dalam Biografi Fatmawati

            Seorang wanita hebat yang dikenal bangsa dengan nama Fatmawati yang berarti, Bunga Teratai ini lahir pada hari senin, 5 Februari 1923 pada pukul 12.00 di kota Bengkulu. Fatmawati merupakan putri tunggal dari pasangan H.Hassan Din dan Siti Chadidjah. Orang tuanya merupakan keturunan Putri Indrapura, salah seorang keluarga raja dari Kesultanan Indramayu, Pesisir Barat Sumatra Barat .  Ayahnya merupakan salah seorang aktivis terkemuka organisasi Muhammadiyah di Bengkulu pada zaman itu.             Di masa kecilnya, bibit jati diri dengan prinsip yang teguh dan kokoh, disertai semangat kemandirian yang kuat telah tersemai dalam diri seorang Fatmawati. Pengaruh sosialiasi melalui ajaran dan pengalaman dalam kehidupan keluarga dan lingkungan sosial telah mampu membentuk karakter Fatmawati menjadi seorang anak yang tidak sekedar patuh pada tradisinya, tetapi lebih cenderung untuk menyikapi segala bentuk potret kehidupan sosio-kulturalnya.             Sebelum memasuki usia s

Ayo Belajar Syukur :)

Image
Terkadang tanpa sadar kita sering mengeluh, capek pada keadaan, hingga berputus asa menyalahkan keadaan yang terjadi. Lantas dengan berbagai alasan kita menghakimi diri sendiri, parahnya lagi menyalahkan Allah. Kemudian, orang lain menjadi target penyesalan sehingga timbul rasa benci, dendam, dan permusuhan.  Sejenak, cobalah arahkan hati dan pikiran kita untuk memandang kearah yang baik, berpikiran positif, dan menghilangkan prasangka-prasangka buruk. Lalu, berbaik sangkalah pada ketetapan Allah. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Allah ta’ala berfirman: Aku sesuai prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendiri, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku disuatu kumpulan, Aku akan mengingatnya dikumpulan yang lebih baik daripada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun’alaih) HR. Bukhari dan Muslim. Dari dalil itu, in shaa Allah hal yang baik dalam hidup akan kita rasa

Percayaku pada-Nya

Allah Maha Tahu Aku tak pernah memahami betul kehidupan ini. Kehidupan yang sebagian kejadiannya entah ku kemanakan, karena jalan pikiranku yang bercabang membuat semuanya tercecer tak karuan. Sebagian memaksaku diam, namun aku ingin bercerita. Pada siapa?? Indraku cukup membuat pikiranku menyimpulkan bahwa mempercayakan cerita pada manusia bukanlah jalan keluar utama.  Aku tidak bisa mempercayai siapapun, tak satupun yang ku lihat mampu menempatkan hati ini pada posisi yang membuat beban dalam ceritaku seolah berkurang. Lebih baik aku bungkam mendekap isak hingga mataku lebam, daripada hidupku menjadi tawanan manusia-manusia tak bertanggung jawab. Aku tak butuh belas kasihan, apalagi pujian yang dijadikan kedok kebencian. Cukup. Semua yang terlihat cukup menjadi bukti, semua yang terjadi cukup membuatku mengerti. Bahwa sepertinya Tuhan memintaku mempercayakan diri hanya pada-Nya. Ia, Sang Penguasa semesta, Maha Pencipta. Dimana semua cerita hidup manusia Tuhan yang punya ku

Derita Palestina

Aksaraku menggema Batinku bangkit menggerutu kata Pada lorong ingatan akan derita Merebahkan asa Membentuk cerita penuh tanya Yang tak semua ada jawabnya Pada siapa........ Tokoh yang menjelma beragam rupa Berlomba seolah paling berkuasa Tak peduli nurani manusia Tak peduli berharganya kehormatan wanita Tak peduli berapa banyak nyawa melayang tanpa dosa Luka mengangah, darah dimana-mana Runtuhan gedung porak-poranda Tangis melanda di penjuru Palestina Tak henti mujahid bertaruh nyawa Membela negera untuk merdeka Mereka benar-benar dibutakan tahta Diperbudak nafsu angkara Dipermainkan iblis penghuni nereka Dan tak tahu Tuhan Sang Penguasa Lalu kenapa?? Dunia seolah menutup mata Membiarkan derita berlarut tanpa jeda Mereka juga manusia!! Punya kuasa dan hak membela Punya tempat dan posisi yang setara Punya hidup dengan nafas yang sama Punya tubuh sama sempurnanya Lalu kenapa?? Mereka harus terpisah satu dengan lainnya Mereka harus binasa kehilangan sana