Ayo Belajar Syukur :)
Terkadang tanpa sadar kita sering mengeluh, capek pada keadaan, hingga berputus asa menyalahkan keadaan yang terjadi. Lantas dengan berbagai alasan kita menghakimi diri sendiri, parahnya lagi menyalahkan Allah. Kemudian, orang lain menjadi target penyesalan sehingga timbul rasa benci, dendam, dan permusuhan.
Sejenak, cobalah arahkan hati dan pikiran kita untuk memandang kearah yang baik, berpikiran positif, dan menghilangkan prasangka-prasangka buruk. Lalu, berbaik sangkalah pada ketetapan Allah. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Allah ta’ala berfirman: Aku sesuai prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendiri, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku disuatu kumpulan, Aku akan mengingatnya dikumpulan yang lebih baik daripada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun’alaih) HR. Bukhari dan Muslim.
Dari dalil itu, in shaa Allah hal yang baik dalam hidup akan kita rasakan. Cobalah memulai dengan bersyukur. Bacaan hamdalah tidaklah panjang, tidak juga sulit dihafal, apalagi diamalkan. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Singkat, bermakna dan berfaedah. Bukankah ada banyak kebaikan yang kita dapat jika kita mampu menempatkan syukur dalam diri kita? Diantaranya, ketenangan, dijauhkan dari rasa iri, dengki, dan hal-hal yang membuat diri selalu merasa kekurangan. Padahal Allah menjamin kecukupan rizki bagi makhluk-Nya, “Dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rizkinya” (Q.S. Hud: 6). Lalu bagaimana cara kita bersyukur?
Bersyukur itu terbagi menjadi tiga bagian, yang diantaranya:
- Bersyukur dengan lisan. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mampu menjamin untukku apa yang ada diantara kedua rahangnya (lisan) dan apa yang ada diantara kedua kakinya (kemaluan) aku akan menjadmin baginya surga,” (HR. Bukhari).ersyukur dengan lisan mampu dilakukan dengan menghindari perkataan yang tidak bermanfaat, perkataan kotor, bahasa-bahasa jorok, menghindari berkeluh kesah saat tertimpa musibah, senantiasa berkata jujur, menjauhi gunjingan, dan tidak mengatakan keburukan atau aib sesama muslim kepada orang lain.
- Bersyukur dengan badan. Mengarahkan perbuatan diri kepada hal-hal yang mendekatkan kita dengan Allah ta’ala. “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rizki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya,” (Q.S. Al- Baqarah: 172). Bersyukur dengan badan diantaranya, menjaga badan dengan mengonsumsi makanan halal, bermanfaat baik bagi sesama, menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, serta tidak menyakiti diri sendiri.e
- Brsyukur dengan hati. Mengasingkan diri dihadapan Allah ta’ala dengan cara konsisten menjaga dzikir akan keagungan dan kebesaran Allah ta’ala. Taukah kita? Yang dimaksud senantiasa menjaga dzikir artinya bukanlah semata-mata mulut kita komat-kamit mengucap dzikir, namun hati kita senantiasa mengingat Allah kapapun dan dimanapun. Ketika sendiri, ingat Allah. Ketika kesulitan, ingat Allah. Ketika ingin bermaksiat, ingat Allah, Allah senantiasa menyaksikanku, Allah Maha Melihat, Allah Maha Mengetahui. Bahkan ketika bahagia maupun sedih, ingatlah Allah. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhan-mu mamaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih,” (Q.S. Ibrahim: 7)
Bersyukur bukan sesuatu yang sulit bagi siapapun yang berniat karena Allah, niatkanlah! “Aku bersyukur karena Allah.” In shaa Allah akan dimudahkan. Innamal A’malu binniyat, amalan itu tergantung niatnya.
Comments