Percayaku pada-Nya

Allah Maha Tahu

Aku tak pernah memahami betul kehidupan ini. Kehidupan yang sebagian kejadiannya entah ku kemanakan, karena jalan pikiranku yang bercabang membuat semuanya tercecer tak karuan. Sebagian memaksaku diam, namun aku ingin bercerita. Pada siapa?? Indraku cukup membuat pikiranku menyimpulkan bahwa mempercayakan cerita pada manusia bukanlah jalan keluar utama. 
Aku tidak bisa mempercayai siapapun, tak satupun yang ku lihat mampu menempatkan hati ini pada posisi yang membuat beban dalam ceritaku seolah berkurang. Lebih baik aku bungkam mendekap isak hingga mataku lebam, daripada hidupku menjadi tawanan manusia-manusia tak bertanggung jawab. Aku tak butuh belas kasihan, apalagi pujian yang dijadikan kedok kebencian.
Cukup. Semua yang terlihat cukup menjadi bukti, semua yang terjadi cukup membuatku mengerti. Bahwa sepertinya Tuhan memintaku mempercayakan diri hanya pada-Nya. Ia, Sang Penguasa semesta, Maha Pencipta. Dimana semua cerita hidup manusia Tuhan yang punya kuasa. Dan sebagai manusia biasa, aku hanya diminta memperkuat ibadah kepada-Nya.
Sederhana. Tuhan menjamin segala rahasia terjaga, Tuhan menjamin sebuah kedala dengan jalan keluarnya, bahkan Tuhan menjamin keselamatan manusia hingga akhir hayatnya. Aku sudah cukup percaya semua itu. Semua perlindungan dan kemudahan jalan-Nya. Lalu tentang kepercayaan manusia? Sepertinya tak perlu lagi dipertanyakan. Berharap pada mereka saja mudah untuk dikecewakan, apalagi mengamanahkan kepercayaan. Sama seperti menyeret nyawa kita sendiri untuk mereka jadikan bahan taruhan.
Kembalilah pada-Nya! Ceritakan lelahmu di hadapan-Nya, teruslah mengingat-Nya. Hanya Tuhan mu, Allah. Hanya Allah, Allah saja yang diingat, Allah selalu, Allah terus.
 

Comments

Popular posts from this blog

Mengubah Hikayat Menjadi Cerpen_Hang Tuah

Analisis Cerpen (Makalah)

Teks Drama PMR(Tsunami)