Posts

Showing posts with the label Islam

Ayo Belajar Syukur :)

Image
Terkadang tanpa sadar kita sering mengeluh, capek pada keadaan, hingga berputus asa menyalahkan keadaan yang terjadi. Lantas dengan berbagai alasan kita menghakimi diri sendiri, parahnya lagi menyalahkan Allah. Kemudian, orang lain menjadi target penyesalan sehingga timbul rasa benci, dendam, dan permusuhan.  Sejenak, cobalah arahkan hati dan pikiran kita untuk memandang kearah yang baik, berpikiran positif, dan menghilangkan prasangka-prasangka buruk. Lalu, berbaik sangkalah pada ketetapan Allah. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Allah ta’ala berfirman: Aku sesuai prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendiri, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku disuatu kumpulan, Aku akan mengingatnya dikumpulan yang lebih baik daripada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun’alaih) HR. Bukhari dan Muslim. Dari dalil itu, in shaa Allah hal yang baik dalam hidup akan kita rasa

Al-Zahrawi (936 M – 1013 M)

      Abdul Qasim Khalaf ibnu al-Abbas al-Zahrawi dilahirkan di Zahra, yang terletak disekitar Cordoba, Spanyol pada tahun 926 M. Beliau adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abat pertengahan. Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa khalifah Al-hakim II dari kekhalifahan Umayyah. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif, yaitu kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid.       Al-Tasrif berisi berbagai topik mengenai kedokteran, termasuk diantaranya tentang gigi dan kelahiran anak. Buku ini diterjemahkan kebahasa latin oleh Gerardo dari Cremon pada abat ke-12. Selama lima abad Eropa pertengahan, buku ini menjadi sumber utama dari pengetahuan kedokteran di Eropa.       Dalam kitab yang diwariskannya bagi peradaban dunia itu, Al-Zahrawi secara rincih dan lugas mengupas tentang ilmu bedah, orthopedi, opththalmologi, farmakologi, serta ilmu kedokteran secara umum. Ia juga mengupas tentang kosmetik, seperti deodoran, hand lotion, pewarna rambut yang berk

Memetik Hikmah Persahabatan dari Nabi Isa As.

Suatu hari, Nabi Isa As. melakukan perjalanan dengan seorang temannya. Mereka hanya berbekal tiga potong roti.  Ketika sampai di suatu tempat, mereka berdua beristirahat. "Bawa roti itu kemari," kata Nabi Isa As. kepada temannya. Lelaki itu memberikan dua potong roti. "Mana yang sepotong lagi?" tanya Nabi Isa As. "Aku tidak tahu."                                  Setelah masing-masing memakan sepotong roti, keduanya kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai ke tepi laut.  Nabi Isa As. menggelar sajadahnya di atas laut, mereka berdua lalu berlayar ke seberang. "Demi Allah yang telah memperlihatkan mukjizat ini kepadamu, siapakah yang telah makan sepotong roti itu?" tanya Nabi Isa kepada temannya. "Aku tidak tahu."             Mereka kemudian melanjutkan perjalanan, di tengah jalan mereka melihat seekor kijang.  Setelah dipanggil, kijang itu pun datang menghampiri Beliau. Beliau lalu menyembeli, memanggang dan memakannya.

Ibnu Hajar al-Asqalani (Tokoh Cerdas Yang Rajin Shalat Tahajjut)

       Ibnu Hajar al-Asqalani (773 H/ 1372 M – 852 H/ 1449 M) adalah orang ahli hadis yang terkemuka. Salah satu karyanya yang terkenal adalah kitab Fathul Bari (Kemenangan Sang Pencipta), yang merupakan penjelasan   dari kitab sahih milik Imam Bukhri dan disepakati sebagai kitab penjelasan Sahih Bukhri yang paling detail yang pernah dibuat. Dengan demikian jasa beliau dalam dunia Islam tidak diragukan lagi.       Beliau sudah hafal al-quran ketika usianya masih 9 tahun. Pada usianya yang ke-12 tahun, Ibnu Hajar sudah dipercaya untuk menjadi imam shalat Tarawih di Masjidil Haram. Sungguh sebuah tugas dan kepercayaan yang sangan terpuji dan mulia.       Dikisahkan bahwa Ibnu Hajar adalah seorang yang sangat sibuk. Hari-harinya diisi dengan berpetualang untuk menggali, mencari, dan mendalami hadis. Beliau berkunjungkan ke berbagai pelosok wilayah untuk bertemu dengan para ahli ilmu agama, ahli fiqih, dan ahli hadis untuk menimba ilmu kepada mereka.       Namun, dibalik kesibuk

Fatimah Az-zahra

      Fatimah az-Zahra adalah putri rasulullah Saw. Fatimah merupakan buah pernikahan beliau dengan Khadijah binti Khuwailid. Fatimah dilahirkan pada saat Rasulullah berusia 35 tahun. Dengan demikian, Fatimah berusia sekitar 15 tahun ketika terjadi peristiwa hijrah ke Madinah.       Fatimah menikah dengan Sayyidina Ali r.a., seorang pemuda yang sangat sederhan. Pernikahannya juga dilakukan dengan penuh kesederhanaan. Meskipun Fatimah mengetahui bahwa ayahandanya adalah orang yang sangat terpandang dan pemimpin kaum muslim, dia ikhlas dinikahi dengan acara prosesi pernikahan yang teramat sederhana.       Setelah menikah, kehidupannyapun berjalan dalam suasana yang amat sederhana.Pernah suatu hari, Rasulullah satang berkunjung ke rumahnya. Fatimah tampak sangat letih mengurus keperluan rumah tangga. Ia lalu menceritakan hidupnya itu kepada Rasulullah Saw. Betapa dirinya sangat letih bekerja, mengangkat air, memasak serta merawat anak-anak. Dia berharap agar Rasulullah dapat menyampa

Tips Mengendalikan Hawa Nafsu Usaha Menghindari Maksiat

Image
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghilangkan/mengendalikan hawa nafsu seks seseorang apabila tidak punya pasangan yang sah suami atau isteri : 1. Hilangkan/Singkirkan Pikiran Kotor Jangan suka melamun memikirkan yang tidak-tidak dengan lawan jenis. Pikiran yang kotor dapat membangkitkan gairah seksual kita walaupun hanya dengan membayangkan sesuatu. Ubah pikiran yang mulai kotor dengan memikirkan sesuatu yang lain yang lebih penting dan serius. 2. Hindari Menikmati/Melihat Yang Porno dan Vulgar Jangan sampai kita memiliki materi-materi atau pun berusaha mengakses hal-hal yang cabul, vulgar, porno, dan lain sebagainya seperti membaca cerita panas, melihat gambar telanjang, nonton film porno, dan lain-lain. 3. Batasi Hubungan Dengan Lawan Jenis Jangan terlalu banyak berkomunikasi dengan lawan jenis kita terutama yang dari penampilan fisik dan gayanya dapat membangungkan nafsu kita untuk memiliki atau sekseder merasakan kehangatan dari dirinya. Terlalu d

Para Pengibar Bendera di Padang Mahsyar

Image
            Akan ada 7 orang yang akan mendapat naungan dari Allah pada hari tiada naungan selain naungan-Nya, Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dibawah naungan-Nya. Golongan tersebut adalah pemimpin yang adil, pemuda yang beribadah kepada Allah, seseornag yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid-masjid, dua ornag yang saling mengasihi karena Allah; mereka bertemu dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang kedudukan dan berwajah elok (untuk melakukan kejahatan), tetapi ia berkata, ‘Aku takut kepada Allah!’, seornag yang memberi sedekah tetapi ia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibeikan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah dikala sendiri, sehingga menetes air matanya.” (H.R. Bukhari). Para Pengibar Bendera di Padang Mahsyar             Pemandangan lain di Padang Mahsyar adalah barisan kelompok pengibar bendera. Ada b

Kebangkitan Manusia Dalam 12 Macam Bentuk

Image
              Kebangkitan manusia di Padang mahsyar dikelompokkan sesuai dengan jenis perbuatannya. Pembagian ini berdasarkan ayat: “Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok.” (Q. S. An- Naba’ [78]: 18)             Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal, Rasulullah Saw. Bersabda, “Wahai Mu’adz, sesungguhnya engkau bertanya sesuatu yang sangat besar. Ada dua belas kelompok umatku yang akan dihalau ke Padang Mahsyar. Mereka semua dipertukarkan oleh Allah Yang Maha Kuasa, tidak seperti ketika hidup di dunia.” Berikut adalah 12 golongan tersebut: 1.    Orang-orang yang dibangkitkan dari dalam kubur dalam keadaan tanpa tangan dan kaki. Mereka adalah orang yang ketika hidup sering menyakiti hati tetangganya. 2.    Orang-orang yang dibangkitkan dari kubur dalam wujud babi hutan. Mereka adalah orang yang ketika hidup sering meringankan, malas, dan lalai dalam melaksanakan sholat. 3.    Orang-orang yan