Para Pengibar Bendera di Padang Mahsyar
Akan ada
7 orang yang akan mendapat naungan dari Allah pada hari tiada naungan selain
naungan-Nya, Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah
dibawah naungan-Nya. Golongan tersebut adalah pemimpin yang adil, pemuda yang
beribadah kepada Allah, seseornag yang hatinya senantiasa terpaut dengan
masjid-masjid, dua ornag yang saling mengasihi karena Allah; mereka bertemu dan
berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan
yang kedudukan dan berwajah elok (untuk melakukan kejahatan), tetapi ia
berkata, ‘Aku takut kepada Allah!’, seornag yang memberi sedekah tetapi ia
merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibeikan oleh
tangan kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah dikala sendiri, sehingga
menetes air matanya.” (H.R. Bukhari).
Para
Pengibar Bendera di Padang Mahsyar
Pemandangan
lain di Padang Mahsyar adalah barisan kelompok pengibar bendera. Ada banyak
pengibar bendera kebenaran di sana, sebagaimana jenis amal perbuatan kala di
dunia. Di Padang Mahsyar kelak, bendera-bendera dipasang oleh pemimpin-pemimpin
kebenaran, dan dibawahnya terdapat barisan-barisan pengikutnya.
Bendera
itu dipasang dan dikibarkan oleh beberapa sahabat Rasulullah Saw. Yakni berikut:
1.
Bendera liwaus shidqi (kebenaran) dikibarkan oleh Abu
bakar As-shiddiq bagi semua orang yang benar dan jujur.
2.
Bendera fuqaha dikibarkan oleh Mu’adz bin Jabal bagi semua orang yang ahli
dalam ilmu fiqh.
3.
Bendera Zuhud dikibarkan oleh Abu Dzar al-Ghifari bagi semua manusia yang
menjiwai dan membiasakan diri hidup Zuhud.
4.
Bendera dermawan dikibarkan oleh Utsman bin Affan bagi para dermawan.
5.
Bendera Syuhada dikibarkan oleh Ali bin Abi Thalib bagi setiap orang yang
mati syahid.
6.
Bendera qurra’ dikibarkan oleh
Ubay bin Ka’ab bagi para qari’.
7.
Bendera muadzin dikibarkan oleh Bilal bin Rabah bagi para muadzin.
8.
Bendera orang-orang yang dibunuh secara aniaya dikibarkan oleh Husain bin
Ali bagi orang-orang yang dibunuh dan dianiaya.
Sumber:Kutipan buku “Bangkrut
di Padang Mahsyar”Karya H. Muhammad Yusuf bin Abdurrahman.
Comments