Analisis Cerpen (Makalah)
Akan
Terus Bertahan
Kesedihan masih mendera diriku.
Setelah ditinggal pergi pendamping hidupku, kini anakku satu-satunya juga telah
tiada. Hujan air mata tentu saja menetes di sini; di mataku. Terkadang aku
merasa, Tuhan mengujiku terlalu berat. Ingin menghakimi-Nya, namun apa daya,
aku tak bisa. Sungguh aku tak sanggup memaki Pencipta diriku yang telah
menyelamatkanku dari sebuah insiden naas beberapa tahun yang lalu. Aku sungguh percaya bahwa Dia tidak akan
menjahatiku. Ucapku kepada batinku sendiri.
Tak terasa ini sudah 40 hari
kepergian istriku, dan 7 hari kepergian anakku. Sedih dan duka itu tentu ada,
namun menipis, setipis kain tissue
yang sering aku gunakan untuk menyeka
air mata dan ingusku karena berduka. Namun, aku sadar, bahwa berduka terlalu
lama tak akan ada gunanya. Menjalani hidup sekuat mungkin adalah solusi atas
kekosongan dan kesedihanku ini.
Ada pepatah yang bilang, bahwa
kesibukan bisa membuat kita lalai dari kesedihan dan keresahan hati kita. Dan
ternyata itu benar. Kesedihan yang kujalani sebagai layouter cukup menguras hati dan pikiran. Bayang-bayang sang
pendamping hidup, serta bayang-bayang sang anak tidak terlalu sering
menghantuiku; membuat air mata menetes di mataku.
Tak pernah kupikirkan siapa yang
akan menggantikan pendamping hidupku di dunia ini. Yang aku pikirkan saat ini
adalah bagaimana menjalani hidupku sebaik mungkin dan tidak larut dalam duka.
Dan aku akan terus bertahan, terus menjalani hidupaku, hingga nanti aku
menyusul anak dan kekasihku di Sana.
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Karya sastra adalah ciptaan yang
disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika.
Dalam sebuah karya sastra dikenal dengan dua bentuk, yaitu fiksi dan nonfiksi.
Bentuk karya sastra fiksi adalah prosa, puisi, dan drama. Sedangkan karya
sastra nonfiksi adalah biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra.
Salah satu
karya sastra fiksi yaitu prosa, merupakan suatu karya sastra yang berbentuk
bebas atau tidak terikat dengan aturan tulisan seperti rima, diksi, irama, dan
lain-lain. Sehingga makna kata dalam prosa sifatnya denotative atau sebenarnya.
Prosa terbagi menjadi prosa lama dan prosa baru. Prosa lama merupakan bentuk
prosa yang belum dipengaruhi oleh kebudayaan barat. Sedangkan, prosa baru merupakan
bentuk prosa yang telah dipengaruhi oleh kebudayaan barat. Prosa baru terdiri
atas prosa fiksi dan nonfiksi. Prosa baru fiksi meliputi cerpen, novel, dan
roman. Sedangkan prosa baru nonfiksi terdiri atas biografi, kritik, dan esai.
Cerpen
merupakan karangan pendek yang bebentuk prosa, yang tergolong prosa baru.
Cerpen atau cerita pendek adalah cerita fiktif yang menggambarkan kehidupan
tokoh dengan satu permasalahan, namun tidak menimbulkan perubahan nasib
tokohnya. Peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh dalam cerpen, baik yang
menyedihkan, menggembirakan, mengharukan, dan merupakan penggalan kehidupan
seseorang.
Dalam
rangka pemahaman materi mengenai cerpen, saya telah menentukan satu buah cerpen
yang berjudul “Akan Tetap Bertahan” dengan sumber dari www.dosenbahasa.com untuk saya analisis
mengenai kerangka yang terkandung didalamnya.
Kegiatan
menganalisis yang saya lakukan dapat menjadi acuan penilaian tingkat pemahaman
saya mengenai materi cerpen, sekaligus menjadi tolak ukur pembelajaran saya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
struktur yang terdapat dalam cerpen yang berjudul “Akan Tetap Bertahan”?
2.
Apa
unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung dalam cerpen yang berjudul “Akan
Tetap Bertahan”?
3.
Kejadian
dan peristiwa apa yang terjadi dalam cerpen yang berjudul “Akan Tetap
Bertahan”?
4.
Bagaimana
kesesuaian cerpen yang berjudul “Akan Tetap Bertahan” dengan karakteristik
cerpen?
C.
Tujuan
Makalah ini
dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Bahasa Indonesia mengenai pemahaman materi
cerpen dengan metode menganalisis suatu cerpen.
BAB II PEMBAHASAN
Menurut
Kokasih, cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerita
pendek dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa
yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah
dilupakan. Sedangkan struktur cerpen menurut H.B. Jassin, berpendapat bahwa
cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian.
Nugroho
Notosusanto berpendapat bahwa, pengertian cerpen adalah cerita yang panjangnya
disekitar 5.000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi yang terpusat dan
lengkap pada didinya sendiri.
A.
Struktur Cerpen
1.
Abstraksi
Abstraksi merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek
yang akan dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa
juga sebagai gambaran awal dalam cerita.
Bukti dalam cerpen: Kesedihan masih mendera diriku. Setelah
ditinggal pergi pendamping hidupku, kini anakku satu-satunya juga telah tiada.
Hujan Air mata tentu saja menetes disini; di mataku.
2.
Orientasi
Orientasi berkaitan dengan wantu, suasana, dan tempat yang
berkaitan dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.
Bukti dalam cerpen: Tak terasa ini sudah 40 hari kepergian
istriku, dan 7 hari kepergian anakku. Sedih dan duka itu tentu ada, namun
menipis, setipis kain tissue yang
sering aku gunakan untuk menyeka air
mata dan ingusku karena berduka.
3.
Komplikasi
Komplikasi berisi
urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab-akibat.
Bukti dalam cerpen:
(tersirat)
Sang tokoh sedih
karena ditinggal mati sang anak, padahal sebelumnya telah ditinggal pendamping
hidupnya. Sang tokoh berusaha menghilangkan kesedihannya.
4.
Evaluasi
Evaluasi yaitu
struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks serta sudah mulai
mendapatkan penyelesaian dari konflik yang terjadi.
Bukti dalam cerpen:
Tak terasa
ini sudah 40 hari kepergian istriku, dan 7 hari kepergian anakku. Sedih dan
duka itu tentu ada, namun menipis, setipis kain tissue yang sering aku gunakan
untuk menyeka air mata dan ingusku karena berduka. Namun aku sadar,
bahwa berduka terlalu lama tak akan ada gunanya. Menjalani hidup sekuat mungkin
adalah solusi atas kesombongan dan kesedihanku ini.
5.
Resolusi
Pada bagian
resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami tokoh.
Bukti dalam cerpen:
Ada pepatah yang bilang, bahwa kesibukan bisa membuat kita lalai dari kesedihan
dan keresahan hati kita. Dan ternyata itu benar. Kesedihan yang kujalani
sebagai layouter cukup menguras hati
dan pikiran. Bayang-bayang sang pendamping hidup, serta bayang-bayang sang anak
tidak terlalu sering menghantuiku; membuat air mata menetes di mataku.
6.
Koda
Pada bagian koda,
terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari cerita pendek tersebut
oleh pembacanya.
Bukti dalam cerpen:
Tak pernah kupikirkan siapa yang akan menggantikan pendamping hidupku di dunia
ini. Yang aku pikirkan saat ini adalah bagaimana menjalani hidupku sebaik
mungkin dan tidak larut dalam duka. Dan aku akan terus bertahan, terus
menjalani hidupaku, hingga nanti aku menyusul anak dan kekasihku di Sana.
Ø Komentar pada bagian struktur
Dalam cerpen yang
berjudul “Akan Terus Bertahan” ini telah ditemukan seluruh struktur cerpennya.
Namun, karena cerpennya terlalu singkat sehingga mengakibatkan ada bukti struktur
cerpen yang sama. Karena saking ringkasnya cerpen, membuat paragraf-paragrafnya
saling berikatan. Seperti, antara struktur orientasi dengan evaluasi dan
struktur komlikasi yang telah tercantum sejak awal cerita.
B.
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
Cerpen
1.
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik
diantaranya: tema, amanat, latar, alur, tokoh, sudut pandang, gaya bahasa,
perwatakan.
a.
Tema adalah gagasan dasar atau
pokok pikiran pengarang.
Ujian Tuhan merupakan tema dari cerpen “Akan Terus
Bertahan”.
b.
Amanat adalah pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca.
Amanat dalam cerpen “Akan Terus Bertahan” adalah bahwa kita
harus tetap tegar dalam menjalani hidup meskipun ditimpa kesedihan yang
mendalam, tidak menyalahkan Tuhan saat terpuruk, dan tetap setia kepada
pasangan hidup kita.
c.
Latar adalah tempat, waktu, dan
suasana dari peristiwa yang diceritakan.
Latar dalam cerpen “Akan Terus Bertahan” yaitu:
Latar suasananya sedih. Kutipan cerpen, “Kesedihan masih
mendera diriku.” (paragraf 1)
Latar waktunya 40 hari kepergian istrinya, dan 7 hari
kepergian anaknya. Kutipan cerpen, “Tak terasa ini sudah 40 hari kepergian
istriku, dan 7 hari kepergian anakku.” (paragraf 2)
Latar tempatnya tidak dijelaskan dimana pastinya. Namun,
ada kutipan yang menunjuk bahwa dunia
dapat dijadikan sebagai latar tempatnya. Kutipan cerpen, “Tak pernah kupikirkan
siapa yang akan menggantikan pendamping hidupku di dunia ini.” (paragraf 4)
d.
Alur adalah rangkaian peristiwa
yang berdasarkan kaitan sebab akibat.
Alur dalam cerpen “Akan Terus Bertahan” menggunakan alur
campuran yang berdasarkan urutan waktu.
e.
Tokoh adalah individu rekaan yang
mengalami peristiwa dalam cerita.
Tokoh “Aku” dalam cerpen berperan sebagai tokoh utama
(Protagonis).
f.
Sudut pandang adalah pandangan
yang dipergunakan pengarang sebagai sarana menyajikan tokoh, latar, dan
berbagai peristiwa.
Dalam cerpen “Akan Terus Bertahan” menggunakan sudut
pandang orang pertama (Sudut pandang I) sebagai tokoh utama.
g.
Gaya bahasa adalah bahasa yang
dipakai untuk pengungkapkan gagasan dalam dunia sastra dengan memakai bahasa
kias.
Dalam cerpen “Akan Terus Bertahan” menggunkan gaya bahasa
yang mudah dipahami dan mengandung motivasi. Ada beberapa majas yang digunakan,
contohnya majas asosiasi dalam kutipan cerpen, “Sedih dan duka itu tentu masih
ada, namun menipis, setipis kain tissue yang
sering aku gunakan untuk menyeka air mata dan ingusku karena berduka.”
(paragraf 2). Juga mencantumkan pepatah dalam kutipan, “Ada pepatah yang
bilang, bahwa kesibukan bisa membuat kita lalai dari kesedihan dan keresahan
hati kita.” (paragraf 3).
h.
Perwatakan adalah karakteristik
tokoh dalam cerpen yang berhubungan dengan sifat atau watak tokoh.
Tokoh “Aku” dalam cerpen “Akan Terus Bertahan” memiliki watak tabah
dalam kutipan cerpen, “Aku percaya ada
hikmah dari semua ini. Aku sungguh percaya bahwa Dia tidak akan menjahatiku. Ucapku
kepada batinku sendiri.” (Paragraf 1). Tokoh “Aku” juga memiliki watak
optimistis dalam kutipan cerpen, “Tak pernah kupikirkan siapa yang akan
menggantikan pendamping hidupku di dunia ini. Yang aku pikirkan saat ini adalah
bagaimana menjalani hidupku sebaik mungkin dan tidak larut dalam duka. Dan aku
akan terus bertahan, terus menjalani hidupaku, hingga nanti aku menyusul anak
dan kekasihku di Sana.” (paragraf 4).
2.
Unsur Ekstrinsik
Dalam cerpen “Akan Terus Bertahan”
mengandung unsur ekstrinsik berupa nilai religius dalam kehidupan. Dimana tokoh
“Aku” tidak berlarut-larus dalam kesedihan karena menyakini bahwa Tuhan telah
mempersiapkan hikmah dibalik kesulitan yang tengah ia alami. Ia pasrah pada
Tuhan atas hidupnya.
C.
Kejadian dan Peristiwa dalam
Cerpen
Menceritakan tentang kesedihan tokoh
“Aku” yang kehilangan anaknya, setelah sebelumnya ia telah ditinggalkan
istrinya. Ia sempat menganggap Tuhan hendak menjahatinya, namun pikirannya itu
ia tepis. Ia lalu sadar bahwa Tuhan akan menurunkan hikmah kepadanya setelah
ujian berat yang ia terima. Akhirnya, perlahan-lahan ia bangkit dari
kesedihannya yang berlarut-larut dan melakukan aktivitas kembali seperti biasa.
Menjalani kehidupan sebaik mungkin dan tidak larut dalam duka.
D.
Karakteristik Cerpen
Kesesuaian teks yang berjudul “Akan
Terus Bertahan” terhadap karakteristik cerpen.
No
|
Karakteristik
Cerpen
|
Kesesuaian
|
|
Sesuai
|
Tidak
Sesuai
|
||
1
|
Bentuk tulisannya singkat,
padan, lebih pendek dari novel.
|
ü
|
|
2
|
Terdiri atas kurang dari
10.000 kata.
|
ü
|
|
3
|
Sumber cerita dari kehidupan
sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.
|
ü
|
|
4
|
Tidak melukiskan sekuruh
kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau serinya saja.
|
ü
|
|
5
|
Habis dibaca sekali duduk.
|
ü
|
|
6
|
Penggunaan kata-katanya
ekonomis dan mudah dikenal masyarakat.
|
ü
|
|
7
|
Sanggup meninggalkan kesan
mendalam dan meninggalkan efek pada perasaan pembaca.
|
ü
|
|
8
|
Menceritakan suatu kejadian
yang tidak menimbulkan perubahan nasib tokoh.
|
ü
|
|
9
|
Beralur tunggal dan lurus.
|
ü
|
|
Kesimpulan:
Menurut tabel, bahwa teks yang
berjudul “Akan Terus Bertahan” merupakan cerpen karena telah memenuhi
karakteristik cerpen diatas.
|
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan
1. Cerpen berjudul “Akan Terus
Bertahan” mengisahkan kesedihan seorang laki-laki yang ditinggal oleh
keluarganya, serta cara ia bangkit dari kesedihannya itu.
2.
Cerpen tersebut telah sesuai
dengan struktur dan karakteristik cerpen.
3.
Cerpen yang cukup singkat,
memudahkan untuk menganalisisnya.
Comments