Posts

Derita Palestina

Aksaraku menggema Batinku bangkit menggerutu kata Pada lorong ingatan akan derita Merebahkan asa Membentuk cerita penuh tanya Yang tak semua ada jawabnya Pada siapa........ Tokoh yang menjelma beragam rupa Berlomba seolah paling berkuasa Tak peduli nurani manusia Tak peduli berharganya kehormatan wanita Tak peduli berapa banyak nyawa melayang tanpa dosa Luka mengangah, darah dimana-mana Runtuhan gedung porak-poranda Tangis melanda di penjuru Palestina Tak henti mujahid bertaruh nyawa Membela negera untuk merdeka Mereka benar-benar dibutakan tahta Diperbudak nafsu angkara Dipermainkan iblis penghuni nereka Dan tak tahu Tuhan Sang Penguasa Lalu kenapa?? Dunia seolah menutup mata Membiarkan derita berlarut tanpa jeda Mereka juga manusia!! Punya kuasa dan hak membela Punya tempat dan posisi yang setara Punya hidup dengan nafas yang sama Punya tubuh sama sempurnanya Lalu kenapa?? Mereka harus terpisah satu dengan lainnya Mereka harus binasa kehilangan sana

Al-Zahrawi (936 M – 1013 M)

      Abdul Qasim Khalaf ibnu al-Abbas al-Zahrawi dilahirkan di Zahra, yang terletak disekitar Cordoba, Spanyol pada tahun 926 M. Beliau adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abat pertengahan. Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa khalifah Al-hakim II dari kekhalifahan Umayyah. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif, yaitu kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid.       Al-Tasrif berisi berbagai topik mengenai kedokteran, termasuk diantaranya tentang gigi dan kelahiran anak. Buku ini diterjemahkan kebahasa latin oleh Gerardo dari Cremon pada abat ke-12. Selama lima abad Eropa pertengahan, buku ini menjadi sumber utama dari pengetahuan kedokteran di Eropa.       Dalam kitab yang diwariskannya bagi peradaban dunia itu, Al-Zahrawi secara rincih dan lugas mengupas tentang ilmu bedah, orthopedi, opththalmologi, farmakologi, serta ilmu kedokteran secara umum. Ia juga mengupas tentang kosmetik, seperti deodoran, hand lotion, pewarna rambut yang berk

Pidato Bahasa Jawa

Perpisahan Kelas Tiga SMP Assalamu'alaikum.Wr.Wb Bapak Kepala Sekolah ingkang kinurmatan, Bapak ugi ibu guru ingkang kula kurmati, Staf Tata Usaha lan komite sekolah SMP N 1 Welahan ingkang kula kurmati, para rawuh saha para kanca siswa kelas tiga, ugi para wakil siswa Kelas setunggal lan Kelas kalih ingkang kula tresnani. Sumangga ingkang rumiyin sami ngaturaken syukur dhumateng Gusti Maha Kuasa ingkang kepareng paring rahmat lan hidayatipun.Kita sedaya taksih saged kempal manunggal kanthi tentrem,bagus,waras,kebal ing kabagyan.Kita sedhaya saged hangrawuhi undhangan wonten ing tata adicara perpisahan siswa kelas tiga SMP N 1 Welahan punika. Para rawuh ingkang kinurmatan, Kula minangka wakil saking siswa kelas tiga ngaturaken nyuwun pamit dhumateng panjenengan Sedaya. Sadangunipun kirang langkung tigang taun kula sakanca Sampun ngudi ilmu wonten sekolahan menika. Wonten pamulangan saben dintenipun kula sakanca asring damel kalepatan,awit menika kula sakanca nyuwun pan

Analisis Cerpen (Makalah)

Akan Terus Bertahan             Kesedihan masih mendera diriku. Setelah ditinggal pergi pendamping hidupku, kini anakku satu-satunya juga telah tiada. Hujan air mata tentu saja menetes di sini; di mataku. Terkadang aku merasa, Tuhan mengujiku terlalu berat. Ingin menghakimi-Nya, namun apa daya, aku tak bisa. Sungguh aku tak sanggup memaki Pencipta diriku yang telah menyelamatkanku dari sebuah insiden naas beberapa tahun yang lalu. Aku sungguh percaya bahwa Dia tidak akan menjahatiku. Ucapku kepada batinku sendiri.             Tak terasa ini sudah 40 hari kepergian istriku, dan 7 hari kepergian anakku. Sedih dan duka itu tentu ada, namun menipis, setipis kain tissue yang sering aku gunakan  untuk menyeka air mata dan ingusku karena berduka. Namun, aku sadar, bahwa berduka terlalu lama tak akan ada gunanya. Menjalani hidup sekuat mungkin adalah solusi atas kekosongan dan kesedihanku ini.             Ada pepatah yang bilang, bahwa kesibukan bisa membuat kita lalai dari kesedihan

Mampu

Sisihkan ruang untukku Yang sejenak singgah melepas lelah Sejenak merebakan asa dalam hela nafasku Untuk menghindari perkenalanku pada kata ‘menyerah’ Bersiaplah! untuk saat ini juga Buang kata ‘seandainya’ Semua bisa terlakukan Bersama niat usaha tergerakkan Pastikan bekalmu cukup Pastikan mentalmu mampu Pastikan dirimu sanggup Semua akan terwujud